Pernah mendapatkan penawaran beli Bitcoin atau membaca popularitas mata uang kripto tersebut di media sosial? Beberapa tahun lalu saat cryptocurrency masih menjadi perbincangan di forum-forum, Bitcoin belum dianggap sebagai sesuatu yang menjanjikan. Lantas saat dunia mengalami digitalisasi yang semakin cepat, Bitcoin perlahan diterima dan menjadi objek penelitian yang menarik.
Bitcoin menggunakan teknologi blockchain dan terdiri atas kurang lebih 10.000 simpul global (global nodes) yang saling tersinkronisasi. Hal ini jelas membuat Bitcoin berbeda dari aplikasi yang diinstal di smartphone atau e-wallet. Maka dari itu, mempelajari Bitcoin akan membantu Anda mengenali cara kerja dan konsepnya sebelum mengambil keputusan untuk beli Bitcoin.
Fungsi Bitcoin sebagai komoditas digital
Popularitas Bitcoin secara tak langsung melahirkan sebuah komoditas baru, yakni komoditas digital. Uniknya, berbeda dengan komoditas seperti emas, perak, platinum, maupun uranium, jenis komoditas ini tidak bisa disentuh karena dikelola dan memiliki bagian dari komputer. Hadirnya Bitcoin sebagai bagian dari cryptocurrency pun dianggap sebagai penemuan penting dan menorehkan sejarah dalam peradaban manusia modern.
Dalam pembuatannya, Bitcoin menyertakan prosesor, sumber listrik, SDM, hingga bangunan. Sekarang setiap harinya ada 900 Bitcoin yang dihasilkan atau turun 1.800 Bitcoin per hari pada tahun sebelumnya. Berinvestasi pada sumber Bitcoin tak akan meningkatkan hasil pembuatannya, sebab ada fungsi suplai yang tak bisa diubah.
Hal ini pula yang membuat Bitcoin dianggap langka dan mendorong minat beli Bitcoin terus naik. Kendati begitu, Anda tak bisa menyamakan kelangkaan Bitcoin dengan emas. Ada satu perbedaan besar di antara keduanya: emas sudah dikenal umat manusia selama ribuan tahun, sementara Bitcoin baru beredar selama sepuluh tahun dan hanya segelintir orang yang memahami konsepnya.
Bitcoin dan benefit untuk pihak-pihak yang terlibat
Pertanyaan baru lantas muncul: apakah Bitcoin akan bermanfaat bagi mereka yang beli Bitcoin murah?
Seperti yang disebutkan, Bitcoin adalah komoditas digital yang tak bisa diraba yang memungkinkan mata uang kripto ini ditransfer tanpa melibatkan pertemuan fisik. Ketika seseorang memutuskan beli Bitcoin, maka mereka akan mempunyai nilai ikatan dengan mata uang tersebut. Selain itu, tingkat keamanan Bitcoin kerap dibandingkan dengan simpanan berbagi di bank atau emas dalam koin atau batangan, karena hanya bisa diakses sang pemilik.
Selain itu, transaksi Bitcoin sangat bebas dan bersifat censorship-resistant (tahan akan sensor). Dengan begitu, Anda dapat melakukan transfer nilai Bitcoin dalam hitungan menit dan tak ada yang bisa menahan atau menghentikan transaksi tersebut. Berbeda dengan layanan pembayaran seperti Paypal yang memungkinkan pemblokiran atau penghentian transaksi.
Memahami pertumbuhan Bitcoin
Bagi para penggemar teknologi, terutama dari kalangan generasi muda, beli Bitcoin bukan sekadar tren. Mereka berupaya juga untuk mencoba dan memahami konsepnya. Sementara sebagian besar generasi yang lebih tua lebih memilih mengabaikannya.
Rata-rata orang yang memutuskan terjun untuk mempelajari teknologi blockchain pada Bitcoin cenderung berpikir lebih positif terhadap mata uang kripto tersebut. Sementara mereka yang bersikap skeptis umumnya masih segan untuk memahami Bitcoin. Namun belakangan orang-orang semakin tertarik untuk mendalaminya, terutama dari sumber terpercaya seperti ahli atau pengamat. Hal ini disebabkan para ahli mampu menyampaikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami.
Pada satu titik, tak menutup kemungkinan beli Bitcoin menjadi kebutuhan mendesak dan jadi mata uang baru seiring cepatnya proses digitalisasi di berbagai belahan dunia.