Banyak kontroversi yang berputar pada investasi bitcoin. Ada banyak pro dan kontra mengenai pembelian jenis investasi yang bernilai fantastis yang satu ini. Apalagi dengan banyaknya pihak yang menyatakan bahwa cryptocurrency ini cukup tidak stabil membuat banyak pihak enggan untuk beli Bitcoin.
Penurunan nilai bitcoin mencapai death cross
Salah satu pergolakan fluktuasi terbesar dari cryptocurrency ini terjadi di pertengahan bulan Maret ini. di awal minggu pertengahan bulan Maret nilai Bitcoin anjlok hingga mencapai nilai $61.000 di akhir pekan. Bitcoin menunjukkan penurunan nilai besar-besaran yang menyebabkan banyak pemegang aset bitcoin merasa ketar-ketir.
Bagaimana tidak? Dari harga $ 61.000 atau setara dengan Rp 878.610.450 untuk tiap bitcoin kemudian turun hingga nilai $ 53.000 atau setara dengan Rp 763.382.850. Penurunan nilai dari bitcoin ini tentunya memiliki membuat banyak pemegang cryptocurrency ini merasa terancam.
Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan nilai ini menurun. Salah satunya adalah jumlah dari bitcoin yang terbatas di pasaran. Selain satu serta nilai likuiditas yang rendah juga ikut berpartisipasi dalam penurunan nilai bitcoin ini.
Akan tetapi nilai bitcoin kembali naik setelah The Fed mengeluarkan aturan ekonomi penegasan. Dengan aturan ini hanya butuh waktu 3 hari untuk nilai bitcoin naik kembali.
Nilai naik dari cryptocurrency ini tidak main-main. Nilainya hampir menyentuh Nilai cryptocurrency sebelum mengalami bearish cross. Dengan aturan ini bearish cross yang dialami oleh bitcoin berubah menjadi golden cross.
Keputusan The Fed yang menghapus death cross bitcoin
Nilai bitcoin yang terus turun dengan tajam membuat status nilai bitcoin menjadi death cross atau bisa disebut juga dengan bearish cross. Meski sempat terjun bebas, tapi nilai cryptocurrency ini berhasil naik kembali dan menjadi stabil.
Hal ini terjadi setelah The Fed, bank central Amerika Serikat, mengumumkan mengenai peraturan ekonomi mengenai dana bunga pinjaman. Gubernur The Fed, hari rabu tanggal 17 Maret 2021 yang lalu mengumumkan bahwa The Fed menghimbau untuk memberikan bunga mendekati nol. Kebijakan ini digunakan untuk membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi di tahun 2020 yang lalu.
Dengan kebijakan tersebut, para investor yang sedang memegang uang cash tidak memiliki pilihan lain. Keputusan untuk pemberian bunga mendekati nol ini membuat banyak pihak merasa uangnya tidak akan berkembang. Hal ini juga membuat para investor kemudian melirik bitcoin yang bisa dibeli dengan harga murah saat itu.
Banyak investor yang akhirnya beli bitcoin murah untuk penyimpanan uangnya. Hal ini berdampak positif pada nilai bitcoin. Dari penurunan nilai akhirnya naik kembali ke nilai $ 59.576 atau setara dengan Rp 858.099.937. Meski tidak mencapai nilai setinggi sebelumnya akan tetapi nilai tersebut sudah cukup baik dan menyelamatkan investor bitcoin dari bearish cross.
Pendapat gubernur The Fed mengenai Bitcoin
Meski nilai bitcoin sangat tinggi The Fed tidak akan mengganti dolar dengan menggunakan cryptocurrency ini. Hal ini disebabkan karena nilai dari cryptocurrency yang tidak stabil dan juga karena jumlahnya masih sangat terbatas. The Fed mengatakan bahwa masa depan bitcoin lebih ke mengganti emas dan logam mulia lain di pasaran.
Bitcoin sendiri nilainya disinyalir akan terus naik. Bahkan ada juga beberapa pihak yang menyatakan bahwa nilai dari cryptocurrency ini bisa mencapai Rp 1 M di masa mendatang. Bagaimana? Tertarik untuk membeli cryptocurrency ini? Untuk Anda yang tertarik, jangan lupa pelajari plus minus serta perhatikan juga mengenai keuntungan dan kemungkinan rugi yang akan Anda dapatkan.