Sempat Alami Bearish Cross, Bitcoin Melambung Kembali dengan Bantuan The Fed

Banyak kontroversi yang berputar pada investasi bitcoin. Ada banyak pro dan kontra mengenai pembelian jenis investasi yang bernilai fantastis yang satu ini. Apalagi dengan banyaknya pihak yang menyatakan bahwa cryptocurrency ini cukup tidak stabil membuat banyak pihak enggan untuk beli Bitcoin. 

Penurunan nilai bitcoin mencapai death cross

Salah satu pergolakan fluktuasi terbesar dari cryptocurrency ini terjadi di pertengahan bulan Maret ini. di awal minggu pertengahan bulan Maret nilai Bitcoin anjlok hingga mencapai nilai $61.000 di akhir pekan. Bitcoin menunjukkan penurunan nilai besar-besaran yang menyebabkan banyak pemegang aset bitcoin merasa ketar-ketir. 

Bagaimana tidak? Dari harga $ 61.000 atau setara dengan Rp 878.610.450 untuk tiap bitcoin kemudian turun hingga nilai $ 53.000 atau setara dengan Rp 763.382.850. Penurunan nilai dari bitcoin ini tentunya memiliki membuat banyak pemegang cryptocurrency ini merasa terancam.

Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan nilai ini menurun. Salah satunya adalah jumlah dari bitcoin yang terbatas di pasaran. Selain satu serta nilai likuiditas yang rendah juga ikut berpartisipasi dalam penurunan nilai bitcoin ini. 

Akan tetapi nilai bitcoin kembali naik setelah The Fed mengeluarkan aturan ekonomi penegasan. Dengan aturan ini hanya butuh waktu 3 hari untuk nilai bitcoin naik kembali. 

Nilai naik dari cryptocurrency ini tidak main-main. Nilainya hampir menyentuh Nilai cryptocurrency sebelum mengalami bearish cross. Dengan aturan ini bearish cross yang dialami oleh bitcoin berubah menjadi golden cross.

Keputusan The Fed yang menghapus death cross bitcoin 

Nilai bitcoin yang terus turun dengan tajam membuat status nilai bitcoin menjadi death cross atau bisa disebut juga dengan bearish cross. Meski sempat terjun bebas, tapi nilai cryptocurrency ini berhasil naik kembali dan menjadi stabil. 

Hal ini terjadi setelah The Fed, bank central Amerika Serikat, mengumumkan mengenai peraturan ekonomi mengenai dana bunga pinjaman. Gubernur The Fed, hari rabu tanggal 17 Maret 2021 yang lalu mengumumkan bahwa The Fed menghimbau untuk memberikan bunga mendekati nol. Kebijakan ini digunakan untuk membantu pemulihan ekonomi pasca pandemi di tahun 2020 yang lalu. 

Dengan kebijakan tersebut, para investor yang sedang memegang uang cash tidak memiliki pilihan lain. Keputusan untuk pemberian bunga mendekati nol ini membuat banyak pihak merasa uangnya tidak akan berkembang.  Hal ini juga membuat para investor kemudian melirik bitcoin yang bisa dibeli dengan harga murah saat itu. 

Banyak investor yang akhirnya beli bitcoin murah untuk penyimpanan uangnya. Hal ini berdampak positif pada nilai bitcoin. Dari penurunan nilai akhirnya naik kembali ke nilai $ 59.576 atau setara dengan Rp 858.099.937. Meski tidak mencapai nilai setinggi sebelumnya akan tetapi nilai tersebut sudah cukup baik dan menyelamatkan investor bitcoin dari bearish cross. 

Pendapat gubernur The Fed mengenai Bitcoin 

Meski nilai bitcoin sangat tinggi The Fed tidak akan mengganti dolar dengan menggunakan cryptocurrency ini. Hal ini disebabkan karena nilai dari cryptocurrency yang tidak stabil dan juga karena jumlahnya masih sangat terbatas. The Fed mengatakan bahwa masa depan bitcoin lebih ke mengganti emas dan logam mulia lain di pasaran. 

Bitcoin sendiri nilainya disinyalir akan terus naik. Bahkan ada juga beberapa pihak yang menyatakan bahwa nilai dari cryptocurrency ini bisa mencapai Rp 1 M di masa mendatang. Bagaimana? Tertarik untuk membeli cryptocurrency ini? Untuk Anda yang tertarik, jangan lupa pelajari plus minus serta perhatikan juga mengenai keuntungan dan kemungkinan rugi yang akan Anda dapatkan.

Kemunduran Harga Bitcoin Perlahan Memulih, Antisipasi Lonjakannya!

Tren beli Bitcoin yang terus mengalami kemajuan tak terlepas dari berbagai masalah. Sebut saja kemunculan mata uang kripto yang semakin memperketat persaingan dan penyalahgunaan sejumlah oknum di ranah digital. 

Perubahan harga yang dialami Bitcoin adalah fenomena lainnya yang berdampak terhadap minat beli Bitcoin murah. Karena meski normal, fluktuasi harga mata uang kripto berpengaruh besar bagi mereka yang berinvestasi atau bermain saham dengan Bitcoin.

Sempat mengalami kemunduran harga

Pemilik dan investor Bitcoin sempat dibuat was-was, sebab mata uang tersebut mengalami kemunduran harga. Orang-orang yang berencana beli Bitcoin pun terpaksa menahan rencananya sambil mengikuti perkembangan terkait harganya. Hal ini turut menarik perhatian para pengamat, termasuk mantan analis Wall Street, Tone Vays.

Kabar baiknya, Vays yang kini menjadi salah satu konsultan mata uang kripto mengungkapkan kemunduran harga yang dialami Bitcoin sudah berakhir. Bukan hanya itu, harga Bitcoin diperkirakan akan mengalami kenaikan secara signifikan dalam beberapa minggu ke depan.

Informasi tersebut Vayes sampaikan dalam sebuah video berjudul Bitcoin Pullback is OVER – New All Time Highs Soon!!! yang diunggah pada Selasa, 16 Maret 2021. Trader veteran ini menambahkan naiknya harga Bitcoin berhubungan dengan koreaksi harga yang sudah berakhir. Hasil prediksi ini Vays dapatkan dari MRI (Momentum Reversal Indicator) yang menggunakan tren momentum harga.

Optimisme yang diperlihatkan Vays dalam video di Youtube tersebut jelas akan mengembalikan gairah beli Bitcoin dari berbagai pihak. Prediksi yang dibagikan sang pengamat juga mencakup harga yang nantinya dicapai Bitcoin. Dalam beberapa minggu ke depan, mata uang kripto ini akan meroket sampai angka USD72.000.

Di sisi lain Vays pun memperingatkan para viewers bahwa mereka kemungkinan akan berhadapan lagi dengan koreksi harga saat Bitcoin berada di angka tadi. Bahkan menurutnya, kemunduran harga yang akan dialami Bitcoin kelak akan lebih besar dibandingkan sebelumnya.

Dalam hal ini, Vays menyatakan apabila penutupan pada pekan ini atau menjelang pekan baru menyentuh angka tertinggi, maka Bitcoin akan kembali menempati puncak MRI untuk kali ketiga secara berturut-turut. Namun, dari sini pula risiko koreksi harga yang lebih tinggi kemungkinan muncul dan harus diantisipasi mereka yang hendak beli Bitcoin.

Berhati-hati dengan lonjakan harga Bitcoin

Lonjakan Bitcoin setelah berhadapan dengan kemunduran harga disambut baik sejumlah baik. Akan tetapi, selain Vays, sejumlah pengamat dan investor mewanti-wanti risiko yang sama akan muncul di kemudian hari. 

Michael Burry, seorang investor dari Wall Street, disitat dari Fortune mengungkapkan bahwa kenaikan harga Bitcoin saat ini tak akan berlangsung lama. Investor yang kurang hati-hati lebih rentan mengalami kerugian secara signifikan. Bahkan menurutnya, Bitcoin dianggap sebagai gelembung spekulatif yang masih menimbulkan lebih banyak risiko bagi mereka yang beli Bitcoin. Meski begitu, Burry mengakui kalau sejumlah argumen mendukung relevansi mata uang kripto ini.

Bukan tanpa alasan Burry mengeluarkan pernyataan tersebut. Dia pernah mengalami kondisi saat Bitcoin menjadi aset ‘gelembung’ atau riskan anjlok, seperti yang terjadi di pasar perumahan pada 2007. Pernyataan tersebut sempat diunggah di Twitter sebelum kemudian dihapus. Namun, hal ini tak lantas menghentikan Burry untuk mengungkapkan keresahannya.

Komentarnya seputar harga datang bersamaan dukungan Citi terhadap Bitcoin. Analis Institusi Keuangan ini mengatakan bahwa cryptocurrency punya potensi masuk ranah mainstream, termasuk meningkatkan minat beli Bitcoin, meski harus berhadapan dengan macam-macam tantangan.

PlanB Kembali Merilis Prediksi Teranyar Terkait Bitcoin, Bakal Sampai USD100k?

Pendapat analis dan pengamat sangat diperhatikan sejumlah calon pembeli sebelum melakukan transaksi beli Bitcoin. Hal ini disebabkan prediksi yang mereka bagikan biasanya mendekati situasi yang kemudian terjadi di pasar atau ranah cryptocurrency lainnya.

Namun, Anda perlu cermat juga saat mendapatkan prediksi sebelum beli Bitcoin murah. Karena selain ada kemungkinan memelesat, mengambil keputusan akhir di waktu yang salah akan memicu risiko yang lebih parah, terutama saat Anda melakukan transaksi dalam jumlah besar.

Prediksi Bitcoin yang bakal tembus USD100k

Siapa yang tak kenal PlanB? Salah satu analis ternama dan penggagas model stock-to-flow Bitcoin tersebut secara rutin mengunggah berita atau prediksi terbaru yang berlangsung di bull market terkini. Saat ini merupakan siklus keempat yang terjadi sejak lahirnya Bitcoin sebagai aset pada 2010. Kini, dengan naiknya minat beli Bitcoin, tak menutup kemungkinan Bitcoin akan terus diincar dan dijadikan aset yang menjanjikan untuk berbagai kalangan.

PlanB pun memprediksi kenaikan harga Bitcoin akan terus naik sepanjang 2021. Apalagi mata uang kripto tersebut sudah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak 2020. Sang analis pun mengunggah prediksinya yang dihitung dengan particular pricing model di akun Twitter. Adapun rincian perkiraan sebagai berikut sebagai pegangan sebelum Anda beli Bitcoin:

Penutupan pada Desember 2020: USD28.992

Penutupan pada Januari 2021: USD33.141

Penutupan pada Februari 2021: USD45.240

Harga Bitcoin pada Maret 2021: USD55.000

PlanB lantas menambahkan IMO Bitcoin tak akan berhenti meski sudah menyentuh USD100.000, bahkan akan terus mendaki hingga USD288.000 (berdasarkan S2FX).

Hasil prediksi yang lebih tinggi dari model S2FX

Model stock-to-flow (S2FX) yang dipublikasikan pada Maret 2019 digunakan untuk memeriksa hubungan suplai, stok yang sedang tersedia, atau sirkulasi di pasar. Namun, PlanB memprioritaskan S2FX untuk menghitung nilai Bitcoin terhadap kelangkaannya. Sementara X pada nama model tersebut merujuk pada versi cross-asset yang mencakup jenis aset lain seperti emas dan perak.

Lalu, apa yang harus Anda antisipasi dari prediksi PlanB terhadap rencana beli Bitcoin? Seperti yang disinggung, harga Bitcoin tak akan berhenti di angka USD100.000 dan siklusi kali ini memungkinkan harga meroket sampai USD288.000 meski periode all-time high akan berada di atas level tersebut.

Sejauh ini, sebagian besar prediksi yang dihasilkan S2FX selalu akurat. Selain perkiraan harga Bitcoin yang menembus USD100.000, model tersebut menyebutkan bahwa harga akan terombang-ambing pada level USD250.000 pada September 2021 mendatang. 

Pergerakan tersebut dihitung berdasarkan halving events Bitcoin dan leg up berikutnya yang dijadwalkan pada 2024 mendatang. Harga Bitcoin pada saat itu akan mengambil alih tujuh figur kalau semua hal yang diperkirakan benar-benar terwujud.

Perkembangan harga Bitcoin saat ini

Hasil analisis PlanB di atas dijadikan pegangan oleh sejumlah pihak yang hendak berinvestasi dan beli Bitcoin. PlanB menambahkan, kenaikan harga Bitcoin hingga USD288.000 adalah angka rata-rata yang terjadi pada siklus empat tahunan. Kemungkinannya bisa saja terjadi pada Desember 2021.

Menyoal harga, Bitcoin saat ini sedang berada di level USD58.800 setelah mengalami kenaikan sebesar 4,25% dalam kurun waktu 24 jam. Sebuah konsolidasi kecil pun terbentuk pada sesi trading di kawasan Asia, tetapi dengan target USD60.000. 

Anda yang akan mulai berinvestasi, menanam saham, dan beli Bitcoin dapat menjadikannya pegangan untuk sementara waktu atau sebelum memulai transaksi apabila merasa level tersebut sudah sesuai target.

Menurut Perkiraan Ini, Harga Bitcoin akan Naik Dua Kali Lipat dalam 75 Hari

Prediksi meningkatnya harga Bitcoin menjadi informasi yang selalu dipantau pihak yang ingin berinvestasi atau sekadar beli Bitcoin. Pasalnya, mengambil keputusan saat pergerakan harga sedang kurang stabil akan balik merugikan mereka. Apalagi kalau strategi yang Anda aplikasikan untuk beli Bitcoin murah ternyata kurang efektif.

Peningkatan harga dalam 75 hari, mungkinkah?

Sebuah analisis historis memperkirakan bahwa waktu yang dibutuhkan Bitcoin untuk mengalami kenaikan harga hingga dua kali lipat akan meningkat saat nilai atau harga saham menguat. Selain itu, analisis tersebut menyebutkan bahwa hal ini akan terjadi dalam kurun waktu 75 hari. Prediksi tersebut pun membuat analisis bertanya-tanya apakah pasar sedang mendekati over-extension dan berdampak pada minat beli Bitcoin dari kalangan publik.

Namun, waktu yang diperlukan bisa saja lebih singkat. Hal tersebut sempat dibuktikan oleh analisis dari CaseBitcoin, firma yang memantau pergerakan Bitcoin. Dalam analisisnya disebutkan bahwa pasar dapat bergerak lebih cepat dan menyatakan bahwa doubling time (waktu yang dibutuhkan harga untuk naik sampai 100%) untuk Bitcoin dapat dipersingkat hingga 12 hari sebelum menyentuh puncak bersama penguatan saham pada 2017 silam.

Hasil analisis ini pun dicuitkan CaseBitcoin di akun resmi Twitter mereka pada 16 Maret 2021. Informasi lain yang mereka bagikan adalah rekor doubling time lain yang baru terjadi pada awal 2021 atau lebih tepatnya 7 Januari. Harga Bitcoin meroket drastis dari USD21.000 ke USD42.000 dalam jangka waktu 22 hari saja. Jika rekor yang sama terjadi, mereka yang berencana beli Bitcoin harus waspada sebelum kewalahan mengeluarkan bujet besar.

Firma ini pun menyebutkan kemiripan yang terjadi dalam pasar sepanjang Januari yang berlangsung pula pada Agustus 2017 atau pertengahan bull market pada tahun tersebut. Pada saat itu, harga Bitcoin naik dua kali lipat dalam hitungan 26 hari di level USD5.000, sebelum akhirnya merosot pada minggu-minggu berikutnya.

Mengantisipasi kemerosotan harga Bitcoin

Jika kenaikan harga Bitcoin menjadi berita baik bagi pemegang saham dan investor, maka turunnya harga mata uang kripto tersebut akan disambut hangat pihak yang hendak beli Bitcoin. Jadi, Anda yang berencana memiliki Bitcoin jangan terlalu fokus pada lonjakan harganya. Sebab, seperti yang diungkapkan CaseBitcoin, kenaikan harga tersebut cenderung diikuti penurunan.

Para analis di CaseBitcoin mengatakan akan menjadi hal menarik apabila prediksi doubling time Bitcoin tahun ini terjadi sama cepatnya seperti yang berlangsung pada akhir 2013 dan 2017. Pada 2013, momen tersebut merosot dalam waktu empat hari dalam waktu satu minggu di puncak musim penguatan nilai saham. Dengan kata lain, rencana beli Bitcoin bisa dilakukan kalau pada doubling time 2021 terjadi kemunduran harga dalam waktu singkat.

Kemudian, sejumlah analis percaya bahwa kondisi bull market terkini mempunyai lebih banyak ruang untuk berkembang. Para pendiri agregator data kripto Glassnode memperlihatkan penurunan dalam suplai likuid Bitcoin sudah mengalami percepatan sejak awal 2021. Suplai likuid sendiri merupakan estimasi jumlah koin yang berdar secara bebas dan tak terkunci oleh ‘iliquid entities’.

Data Glassnode pun menunjukkan suplai likuid Bitcoin sudah ‘terjun bebas’ secara signifikan sejak April 2020. Mereka memperkirakan sekitar 78% Bitcoin yang sudah beredar sudah bersifat iliquid per Desember 2020.

Dapat disimpulkan bahwa naiknya harga Bitcoin selalu berkaitan dengan kemunduran harga yang akan menguntungkan proses beli Bitcoin yang akan Anda lakukan.

Bitcoin Diprediksi Menembus Angka USD58k, Apa Saja Indikatornya?

Tahun 2021 barangkali baru berjalan selama tiga bulan. Namun, bagi pengamat, pemilik, maupun mereka yang mau beli Bitcoin, fluktuasi harga yang terjadi setiap pekan membuat mereka lebih hati-hati saat menganalisis maupun mengambil keputusan penting terkait mata uang tersebut.

Jika Anda termasuk salah satu orang yang memantau perkembangan dunia cryptocurrency atau berencana beli Bitcoin murah pasti bernapas lega mendengar berita teranyar. Pasalnya, Bitcoin diprediksi akan mengalami kenaikan yang signifikan. Sejumlah pengamat pun berani menyatakan bahwa mata uang tersebut memiliki kesempatan menembus angka di atas USD58.000.

Sempat anjlok ‘melawan’ dolar Amerika

Sebelumnya, beberapa orang urung beli Bitcoin atau melakukan investasi pada mata uang ini disebabkan fluktuasi harga yang signifikan. Betapa tidak? Harga Bitcoin sempat terjun bebas sampai mendekati USD53.000. Maka wajar kalau banyak orang yang terpaksa menunda rencana karena tak mau mengalami kerugian.

Syukurnya, tak butuh waktu lama bagi Bitcoin untuk kembali bangkit. Mata uang kripto tersebut perlahan merangkak naik setelah berhasil menembus angka USD53.000. Hal ini pun memperjelas resistansi yang terjadi pada level USD54.200 dan USD55.000.

Kemudian, terdapat pemulihan di atas 23% pada level Fib Retracement dengan pergerakan ke bawah dari USD61.695 (high) ke USD53.220 (low). Tak sampai di situ, harga tadi terus mendaki sampai ke level USD56.000 dan membuat mereka yang hendak beli Bitcoin kembali mengantisipasi pergerakan ke arah yang lebih stabil. Meski begitu, saat menyentuh USD58.000, akan ada kemungkinan harga Bitcoin mengalami resistansi dan akan bergerak di angka rata-rata selama sekitar 100 jam.

Kemungkinan munculnya resistansi diprediksi karena adanya peluang terciptanya pola head and shoulders di level USD57.000. Selain itu, diperkirakan akan ada sentimen pasar yang terbentuk bersama tingkat resistansi saat harga Bitcoin mendekati USD58.000 pada pasangan BTC/USD dalam chart per jam. Menilai dari analisis ini, Anda yang akan beli Bitcoin perlu menunggu dulu sampai pergerakannya cukup aman.

Lantas, garis tren (trend line) pada Fib Retracement akan ditutup pada level 50% dengan pergerakan ke bawah dari USD61.695 (high) ke USD53.220 (low). Munculnya jeda yang berada di atas resistansi garis tren pun akan dianggap sukses dan membuka berbagai kesempatan bagus untuk peningkatan level pada level USD58.000 dan USD60.000.

Indikator-indikator teknis terkait harga Bitcoin

Jika Bitcoin tak mampu melakukan koreksi lebih dari USD57.000 atau menyentuh level resistansi USD58.000, maka kondisi tersebut akan menimbulkan kemunduran harga baru. Sementara itu agar harga Bitcoin lebih mudah naik, maka penurunan harga sebaiknya tak sampai USD55.000 atau di level USD54.200 kalau memungkinkan.

Apabila terjadi clear break di bawah USD54.200, maka harga Bitcoin cenderung terus mengalami penurunan dan memudahkan Anda untuk beli Bitcoin. Dukungan besar lainnya akan muncul apabila Bitcoin terjun mendekati level USD53.200.

Adapun indikator-indikator teknis yang akan menyokong harga Bitcoin supaya dapat cepat naik setelah mengalami kemunduran harga, antara lain:

  • MACD per jam, sebab MACD akan membangun momentum pada zona yang menjanjikan untuk mendukung kenaikan harga Bitcoin;
  • RSI (Relative Strength Index) per jam. RSI untuk BTC/USD akan berupaya bertahan di atas level 50;
  • Level dukungan besar pada angka USD55.000 dan USD54.200;
  • Level resistansi besar pada angka USD57.000, USD57.500, dan USD58.000.

Dengan memperhatikan pergerakan harga, Anda pun diharapkan dapat menganalisis momen yang tepat untuk beli Bitcoin.

Bitcoin, Jenis Komoditas Terbaru yang Tumbuh Semakin Pesat

Pernah mendapatkan penawaran beli Bitcoin atau membaca popularitas mata uang kripto tersebut di media sosial? Beberapa tahun lalu saat cryptocurrency masih menjadi perbincangan di forum-forum, Bitcoin belum dianggap sebagai sesuatu yang menjanjikan. Lantas saat dunia mengalami digitalisasi yang semakin cepat, Bitcoin perlahan diterima dan menjadi objek penelitian yang menarik.

Bitcoin menggunakan teknologi blockchain dan terdiri atas kurang lebih 10.000 simpul global (global nodes) yang saling tersinkronisasi. Hal ini jelas membuat Bitcoin berbeda dari aplikasi yang diinstal di smartphone atau e-wallet. Maka dari itu, mempelajari Bitcoin akan membantu Anda mengenali cara kerja dan konsepnya sebelum mengambil keputusan untuk beli Bitcoin.

Fungsi Bitcoin sebagai komoditas digital

Popularitas Bitcoin secara tak langsung melahirkan sebuah komoditas baru, yakni komoditas digital. Uniknya, berbeda dengan komoditas seperti emas, perak, platinum, maupun uranium, jenis komoditas ini tidak bisa disentuh karena dikelola dan memiliki bagian dari komputer. Hadirnya Bitcoin sebagai bagian dari cryptocurrency pun dianggap sebagai penemuan penting dan menorehkan sejarah dalam peradaban manusia modern.

Dalam pembuatannya, Bitcoin menyertakan prosesor, sumber listrik, SDM, hingga bangunan. Sekarang setiap harinya ada 900 Bitcoin yang dihasilkan atau turun 1.800 Bitcoin per hari pada tahun sebelumnya. Berinvestasi pada sumber Bitcoin tak akan meningkatkan hasil pembuatannya, sebab ada fungsi suplai yang tak bisa diubah.

Hal ini pula yang membuat Bitcoin dianggap langka dan mendorong minat beli Bitcoin terus naik. Kendati begitu, Anda tak bisa menyamakan kelangkaan Bitcoin dengan emas. Ada satu perbedaan besar di antara keduanya: emas sudah dikenal umat manusia selama ribuan tahun, sementara Bitcoin baru beredar selama sepuluh tahun dan hanya segelintir orang yang memahami konsepnya.

Bitcoin dan benefit untuk pihak-pihak yang terlibat

Pertanyaan baru lantas muncul: apakah Bitcoin akan bermanfaat bagi mereka yang beli Bitcoin murah? 

Seperti yang disebutkan, Bitcoin adalah komoditas digital yang tak bisa diraba yang memungkinkan mata uang kripto ini ditransfer tanpa melibatkan pertemuan fisik. Ketika seseorang memutuskan beli Bitcoin, maka mereka akan mempunyai nilai ikatan dengan mata uang tersebut. Selain itu, tingkat keamanan Bitcoin kerap dibandingkan dengan simpanan berbagi di bank atau emas dalam koin atau batangan, karena hanya bisa diakses sang pemilik.

Selain itu, transaksi Bitcoin sangat bebas dan bersifat censorship-resistant (tahan akan sensor). Dengan begitu, Anda dapat melakukan transfer nilai Bitcoin dalam hitungan menit dan tak ada yang bisa menahan atau menghentikan transaksi tersebut. Berbeda dengan layanan pembayaran seperti Paypal yang memungkinkan pemblokiran atau penghentian transaksi.

Memahami pertumbuhan Bitcoin

Bagi para penggemar teknologi, terutama dari kalangan generasi muda, beli Bitcoin bukan sekadar tren. Mereka berupaya juga untuk mencoba dan memahami konsepnya. Sementara sebagian besar generasi yang lebih tua lebih memilih mengabaikannya. 

Rata-rata orang yang memutuskan terjun untuk mempelajari teknologi blockchain pada Bitcoin cenderung berpikir lebih positif terhadap mata uang kripto tersebut. Sementara mereka yang bersikap skeptis umumnya masih segan untuk memahami Bitcoin. Namun belakangan orang-orang semakin tertarik untuk mendalaminya, terutama dari sumber terpercaya seperti ahli atau pengamat. Hal ini disebabkan para ahli mampu menyampaikan informasi dengan bahasa yang mudah dipahami.

Pada satu titik, tak menutup kemungkinan beli Bitcoin menjadi kebutuhan mendesak dan jadi mata uang baru seiring cepatnya proses digitalisasi di berbagai belahan dunia.

Elon Musk dan Kontribusinya dalam Kenaikan Harga Mata Uang Bitcoin

Selama beberapa tahun terakhir, harga mata uang kripto Bitcoin melonjak drastis. Angka yang naik cukup signifikan jelas mengundang perhatian dari berbagai pihak, dari miners hingga perusahaan besar yang mulai meliriknya sebagai aset. Percepatan digitalisasi sejak wabah Covid-19 pun menjadi salah satu faktor yang membuat Bitcoin terus diburu untuk menstabilkan kondisi finansial mereka.

Meroket tajam berkat campur tangan Elon Musk

Nama-nama besar yang mulai menjadikan Bitcoin sebagai produk investasi terbilang familiar di telinga publik. Salah satunya adalah Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX, yang baru-baru ini telah membuat harga Bitcoin melejit tajam. Hal tersebut didasarkan data yang dihimpun TradingView pada 9 Februari 2021 waktu setempat yang mengungkap harga mata uang kripto Bitcoin sudah menyentuh USD48.200 atau setara dengan Rp700 juta.

Campur tangan Elon Musk tak dipungkiri memberikan dampak besar terhadap Bitcoin. Sebagai salah satu investor, Tesla mengabarkan Securities and Exchange Commission (SEC) Amerika Serikat bahwa mereka telah menggelontorkan dana sebesar USD1.5 miliar untuk Bitcoin, seperti yang dilaporkan dalam laporan tahunan 2020.

Sebelumnya, Musk menginvestasikan kurang lebih 7,7% dari total kas Tesla (sekitar USD19.384 miliar pada akhir kuartal keempat 2020). Kehadirannya tak hanya membuat harga Bitcoin bertambah drastis, tetapi juga menekan risiko kerugian dari segi finansial (de-risking).

Menjadi pembicaraan sejumlah pengamat mata uang kripto

Perubahan harga mata uang kripto Bitcoin hingga de-risking yang menjadi kontribusi Elon Musk melalui Tesla jelas mengundang atensi dari sejumlah pengamat. Sebut saja CEO MicroStretegy Michael Syalor yang membahasnya dalam sebuah cuitan di Twitter, yang kemudian dilanjut dengan wawancara bersama Power Lunch.

Kemudian, ada Scott Melker, analis mata uang kripto, yang berpikir bahwa fenomena FOMO atau Fear of Missing Out (takut ketinggalan hal-hal terkini) tak terlepas dari pada tanggapan para investor di Asia saat mendengar kabar investasi Tesla. Sementara Lark Davis, analis mata uang kripto sekaligus influencer, menegaskan bahwa kenaikan harga yang dialami Bitcoin pada awal Februari merupakan yang tertinggi, terutama untuk nilai tukarnya terhadap dolar AS.

Pemberitaan mata uang kripto Bitcoin sampai juga ke telinga analis on-chain Willy Woo. Woo melakukan observasi yang menarik setelah MicroStrategy berinvestasi pada Bitcoin pada Agustus 2020. Menururnya, sejak MicroStrategy menggunakan Bitcoin sebagai salah satu aset utama mereka, mata uang tersebut menunjukkan korelasi terbalik yang cukup tinggi terhadap emas.

Tetap dipengaruhi jumlah suplai dan permintaan

CEO Abra, Bill Barhydt, mengungkapkan meskipun sebagian besar orang menduga 6% suplai maksimal Bitcoin dipengaruhi gabungan keuangan, jumlah yang sebenarnya justru lebih besar. Hal ini disebabkan ada sejumlah perusahaan swasta dan instansi sejenis yang belum melaporkan investasi mereka terhadap Bitcoin. Diperkirakan, harga mata uang kripto Bitcoin akan naik dua kali lipat dan terus bertumbuh.

Meski harga Bitcoin melaju semakin cepat, faktor yang mempengaruhinya masih tak terlepas dari jumlah suplai dan permintaan (supply and demand). Tyler Winklevoss selaku CEO dan co-founder mata uang kripto Gemini sendiri mengatakan, berdasarkan penilaiannya, harga Bitcoin mungkin bisa meroket ‘sampai ke Mars’.

Kenaikan harga Bitcoin dan kehadiran Elon Musk memang membuat kritik terhadap mata uang tersebut, termasuk dari Peter Schiff dan Nouriel Roubini, semakin sukar didengar. Namun, selain mempengaruhi harga mata uang kripto Bitcoin, investasi masif akan membuat prospeknya semakin sehat dan menjanjikan.

CEO Visa Al Kelly: Bitcoin Digunakan dalam VISA

Apakah anda mengetahui bahwa bisa saja Bitcoin digunakan dalam VISA kelak? VISA merupakan salah satu perusahaan layanan finansial multinasional yang paling besar di dunia. Kabarnya, perusahaan layanan finansial ini akan menambahkan mata uang kripto ke dalam jaringannya yang ekspansif.

Bitcoin dalam VISA

VISA bisa saja menambahkan Bitcoin ke dalam salah satu mata uang yang bisa digunakan dalam jaringannya. Al Kelly, CEO dari VISA, mengatakan bahwa perusahaan finansial tersebut ingin menambahkan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya ke dalam jaringan pembayannya yang ekspansif. Ia mengatakan hal tersebut dalam sebuah penampilan online minggu lalu.

Kelly mengatakan bahwa mata uang digital sudah menjadi salah satu alat pertukaran yang diakui di dunia. Maka dari itu, tidak ada alasan mengapa VISA tidak menambahkan mata uang kripto seperti Bitcoin ke dalam jaringan pembayaran mereka. Hal tersebut menjadi cukup wajar, mengingat bahwa VISA sendiri sudah mendukung penggunaan dari lebih dari 160 mata uang hingga saat ini.

Walau begitu, Kelly tidak yakin sepenuhnya bahwa mata uang kripto dapat digunakan secara luas. Sejauh ini, Bitcoin masih merupakan salah satu mata uang kripto yang digunakan oleh banyak orang di dunia. Mata uang kripto ini merupakan salah satu mata uang kripto yang terkenal di dunia. Namun, Kelly mengatakan bahwa Bitcoin saat ini masih berfungsi sebagai “emas digital” sehingga belum digunakan sebagai alat pembayaran yang signifikan saat ini.

Layanan-layanan mata uang kripto hanya memperbolehkan penggunanya untuk melakukan beberapa hal. Melalui mata uang kripto, seseorang bisa melakukan pertukaran uang. Setiap kali seorang pelanggan menggunakan “kartu kripto” yang ia miliki, kripto tersebut sebenarnya tidak berinteraksi dengan jaringan VISA. Namun, pertukaran tersebut menghasilkan jumlah yang ekuivalen dengan kripto tersebut. Setelah itu, VISA menerima pembayaran secara flat.

Namun, Kelly mengatakan bahwa hal tersebut bisa saja berubah di masa depan. Anda akan melihat bahwa bisa saja Bitcoin digunakan dalam VISA di masa yang akan datang. Diduga VISA bisa membantu menjadikan pasar kripto menjadi lebih aman. Tentunya, hal ini akan mendatangkan manfaat bagi jutaan pelanggan yang ia miliki di seluruh dunia.

Kelly juga menambahkan bahwa strategi dari VISA adalah untuk fokus pada dompet mata uang kripto dan pertukaran-pertukaran yang terjadi. Dengan begitu, pengguna bisa membeli sebuah mata uang menggunakan kredensial VISA. Selain itu, pengguna juga bisa menarik uang pada VISA credential untuk membeli sesuatu dari 70 juta penjual yang menerima VISA.

Peningkatan Stablecoin

Peningkatan dari stablecoin menjadi salah satu hal yang diperhatikan oleh Kelly. Stablecoins merupakan mata uang kripto yang memiliki nilai stabil. Selain itu, nilainya bisanya 1:1 dengan mata uang fiat seperti dollar US. Stablecoins sedang dikembangkan untuk digunakan dalam komersialisasi global.

VISA merupakan perusahaan finansial besar yang sangat berkembang. Perusahaan ini mendukung lebih dari 35 wadah mata uang kripto yang cukup besar dan memiliki profil yang baik. Selain itu, VISA juga mendukung penggunaan dompet elektronik dan kartu kripto. Hal-hal yang termasuk di dalamnya antara lain BlockFi, BitPanda, Crypto.com, dan Fold. Alat-alat tersebut sudah digunakan oleh lebih dari 60 juta pelanggan VISA.

Kesimpulan

VISA adalah perusahaan finansial multinasional yang cukup besar. Kabarnya, perusahaan ini ingin menambahkan mata uang kripto seperti Bitcoin dalam jaringannya. Maka dari itu, anda bisa melihat bahwa Bitcoin digunakan dalam VISA suatu saat nanti.